SINOPSIS Memories of the Alhambra Episode 4 PART 5

SINOPSIS Memories of the Alhambra Episode 4 BAGIAN 5


Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: tvN
Supported by: OPPA SINOPSIS

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Memories of the Alhambra Episode 4 Part 4
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Memories of the Alhambra Episode 5 Preview

Nenek bertanya apa yang Jin Woo lakukan sampai lama sekali. Hee Joo bilang Jin Woo sedang mengurus pekerjaannya. “Nenek harap bisa bicara dengannya lagi,” kata nenek. Hee Joo bilang nenek bisa bicara dengannya besok pagii. “Dia pasti sudah pergi.”


Hee Joo bilang Jin Woo akan menginap karena sekretarisnya datang membawakan koper. Nenek bertanya kenapa Jin Woo tidak menginap di hotel yang lebih bagus. “Entahlah. Dia bilang lebih nyaman di sini,” kata Hee Joo.


Nenek tertawa dan menyebut selera Jin Woo aneh, Ia berjanji akan membuatkan sarapan istimewa besok. Ia mematikan TV, lalu masuk ke kamarnya.


Hee Joo mulai mengemasi barang-barangnya, karena ia harus segera pindah. Ia berencana untuk membuang barang yang tidak perlu. Ia lalu mendengar Jin Woo memanggilnya dari dalam kamar.


Jin Woo berterima kasih sambil mengembalikan ponsel Hee Joo. “Mulai sekarang, jangan biarkan orang lain menggunakan ponselnya,” ujarnya. Hee Joo mengangguk tapi tetap bilang itu tidak masalah.


Jin Woo bilang seseorang mungkin akan memanfaatkan Hee Joo.(padahal dia sendiri tuh yang manfaatin hihi..) “Kau tidak tahu betapa menakutkannya dunia ini?” tanyanya.


Hee Joo: “Terima kasih.”
Jin Woo: “Untuk apa?”
Hee Joo: “Untuk perhatianmu.”


Jin Woo sepertinya terpesona dengan senyuman Hee Joo. “Kau mengundang masalah,” katanya smabil tersenyum. Hee Joo tidak mengerti. “Jangan terlalu percaya padaku. Aku tak sebaik dugaanmu. Aku khawatir kau kelak mungkin akan membenciku. Selamat malam.”


Sambil menaiki tangga menuju lantai 6, Jin Woo mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. “Cari alamat Barcelona yang akan kukirimkan. Nama pemiliknya Marco, lihat apa yang bisa kau dapatkan,” ujarnya.


Pria informan itu bertanya apa terjadi sesuatu. “Jung See Joo menghilang. Dia menghilang saat menuju Granada, tapi aku tidak tahu ke mana atau kenapa. Hyeong Seok menghubungi orang lain dan aku ingin kau mencari tahu,” kata Jin Woo.


“Apa dia tewas karena game?” tanya pria itu. Jin Woo bilang ia tidak tahu dan sekarang semuanya sedang kacau. Ia harus mencari tahu kenapa See Joo menolak tawaran 10 milyar, karena bisa saja hidup See Joo dalam bahaya sekarang.


Jin Woo tidak bisa tidur. Ia memikirkan perkataan Seon Ho yang merasa kalau kontrak itu dilakukan terburu-buru dan seharusnya menunggu kedatangan See Joo. “Aku punya firasat buruk tentang ini,” kata Seon Ho.


Jin Woo mendapat telepon dari seseorang bernama ‘Profesor Cha’. Sesaat ia ragu, tapi kemudian menjawab teleponnya.


“Halo? Ya, Profesor,” sapa Jin Woo. Profesor Cha dengar Jin Woo ada di Spanyol. “Benar. Di mana Anda sekarang?”


Profesor Cha yang merupakan ayah Hyeong Seok bilang ia dalam perjalanan ke bandara dan akan naik pesawat pagi. Jin Woo bertanya apa ia pergi sendirian. “Ya. Aku tidak butuh wanita itu, Dia mungkin diam-diam senang mendengar beritanya. Aku yakin dia sibuk menghitung angka dengan kalkulator,” kata Profesor Cha.


Jin Woo tiba-tiba merasa pusing. Profesor Cha bertanya, “Bagaimana dengan Hyeong Seok? Kau bertemu dengannya?” Jin Woo mengiyakan. “Bagaimana keadaannya?”


Jin Woo: “Tidak ada luka yang terlihat. Hanya otopsi yang bisa mengungkap penyebab kematiannya.”
Prof. Cha: “Bodoh. Dia minum 2 botol anggur sebelum pergi. Dia belum tidur selama dua hari. Dia makin sering minum saat akan menjadi ayah. Baru-baru ini dia pulang mabuk dan mengamuk di depanku. Dia selalu membuat masalah hingga saat terakhir.”


Profesor Cha tampak menahan kesedihannya. Ia bertanya sampai kapan Jin Woo akan berada di Spanyol. “Aku akan tinggal sampai Anda kemari,” kata Jin Woo. Profesor Cha berterima kasih. “Hati-hati.”


Di luar hujan dan petir terus menyambar. Ia melihat sekeliling dengan serius. Lalu terdengar ketukan di pintu. “Siapa?” tanya Jin Woo sambil menuju pintu.


“Siapa… kau?” tanya Jin Woo setelah membuka pintu. Ia tidak bisa melihat wajah orang di depannya karena suasana gelap.


Ia melihat tangan pria itu memegang sesuatu.


Saat kilat menyambar, terlihat tamunya adalah Hyeong Seok. Jin Woo terkejut, tapi berusaha tenang. Ia masuk ke kamarnya dan mengambil ponselnya.


“Nyalakan monitornya dan periksa,” kata Jin Woo sambil memperhatikan Hyeong Seok yang masih berdiri di luar kamar.


Yang Joo bertanya apa yang harus ia periksa, karena ia sedang menyetir. “Dia kembali lagi,” kata Jin Woo.


Hyeong Seok melangkah masuk ke dalam kamar. “Periksa kenapa dia bisa muncul kapanpun dia mau… Aahhh..” ucapan Hee Joo terhenti, karena Hyeong Seok melukai tangannya. “Apa ini?”


“Pak Yoo? Kau di sana? Apa maksudmu?” tanya Yang Joo bingung. Jin Woo tidak bisa menjawab karena ia sangat kesakitan. “Halo? Direktur?”


Hyeong Seok menyerang lagi dan berhasil melukai perut Jin Woo. “Halo? Direktur? Kau di sana?” panggil Yang Joo.


Jin Woo melihat darah dari perutnya dan poinnya berkurang 100.


Hyeong Seok menyerang lagi, tapi kali ini Jin Woo berhasil menghindar.


Jin Woo melarikan diri keluar kamar, dan Hyeong Seok mengejarnya.


“DIrektur? Kau disana?” panggil Yang Joo yang masih tersambung teleponnya.


Jin Woo mengeluarkan pedangnya dan mencoba menahan serangan Hyeong Seok.


Jin Woo terpojok.


Hee Joo memilah barang-barang yang akan dibuang dari ruang kerjanya, tanpa tahu apa  yang sedang terjadi pada Jin Woo. Ia mendapat telepon.


“Halo? Ya, dengan Hostel Bonita,” sapanya. Ia mengernyitkan dahinya, “Apa?”


Hee Joo pergi ke tangga dan melihat ke lantai atas. “Apa dia masih terjaga?” gumamnya lalu menaiki tangga.


Hee Joo melihat sesuatu terjatuh. Ia ketakutan. Ia memegang pegangan tangga dengan tangan gemetar dan melihat ke bawah.


“Direktur…” panggil Hee Joo ke lantai atas. Tubuhnya gemetar dan napasnya tersengal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS Thirty But Seventeen Episode 30 PART 1

SINOPSIS The Crowned Clown Episode 2 PART 5